TANPA ORANG TUA, SUKSES BISNISNYA, HANCUR KARENA RIBA, BANGKIT LAGI DENGAN LUAR BIASA!


ANAK YATIM JADI PENGUSAHA:
(Kisah Madkhan, Owner Sugara Milk)

Ayahnya meninggal ketika dia masih berusia 5 tahun, ibunya memilih bekerja di Malaysia, Madkhan kecil dititipkan di salah satu Panti Asuhan di Jogja.
Hidup yang menempanya dalam berjalannya waktu, mandiri! Pantang meminta-minta kepada siapapun. Ketika bisa kuliah di Fisipol Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Madkhan rela berjualan sembako keliling, mengambil beras dan gula dari petani, diketuk rumah demi rumah menawarkan kepada ibu-ibu rumah tangga, tentu dengan harga yang lebih murah.

"Ada kejadian lucu mas, pas saya nawarkan beras kepada seorang ibu, suaminya keluar sambil bawa pacul! Waduuuh.. Paling saya dikira selingkuhannya, hehe.." Cerita Madkhan semalam kepada saya.

"Dalam perjalanan waktu, saya akhirnya punya modal untuk membuka toko sembako mas di daerah Karangkajen. Untungnya sembako itu kecil hanya 5%, tapi perputaran uangnya cepat sekali. Satu toko berjalan saya dapat suntikan modal dari pacar saya, yang sekarang jadi istri saya hehe.. Itulah pertama kali berkenalan dengan utang, agunannya adalah BPKB mobil punya bapaknya. Wuiih usaha saya bener langsung melejit mas, dalam waktu kurang 2 bulan langsung ramai. Saya sampai punya 3 toko sembako, di Karangkajen omzetnya 45 juta/hari, di Gambiran omzetnya 15 juta/hari, di Minggiran sekitar 25 juta/hari. Sampai suppliyer beras, gula dan lain-lain itu menyuplai warung saya dengan sistem bayar belakang, pokoknya kirim dulu semau saya saya jumlahnya.. Saya di puncak kesuksesan waktu itu!" Lanjut Madkhan..

Jualan sembako omzet sehari 85 juta.. Gileee! Berapa 5% untungnya?

"Gaya hidup saya mulai berubah, sudah beli mobil sendiri, sampai punya sopir pribadi. Saya sudah menikah waktu itu, istri kalau mau pergi kemana-mana ada sopir yang mengantar.. Godaan untuk menambah utang terus berdatangan. Saya pengen punya usaha toko pakaian, yang untungnya lebih besar dari sembako. Saya mengajukan utang lagi ke sebuah bank, buat bikin toko yang besar itu. Saya juga datangi 'kyai' padahal dukun mas biar laris, hehe.. Dibawain jimat, sabuk dll.. Tapi ribetnya minta ampun, gak boleh dibawa ke WC, harus dilepas. Akhirnya saya buang juga..."

Makin menarik, sambil saya menikmati ketan susu di warungnya..

"Usaha toko baju saya ternyata tidak berkembang padahal uang yang masuk kesana sudah banyak, tiap bulan harus nombok yang saya ambilkan dari usaha sembako, sangat tidak sehat. Semua jadi kacau sampai puncaknya saya tidak lagi bisa membayar utang. Total utang saya satu milyar lebih di 6 bank, dengan pemasukan yang ngedrop! Tiap hari dari pagi sampai malam saya didatangi debt collector, dah capek banget ngadepinnya. Kalo denger suara motor datang ke rumah itu langsung keringat dingin.."

Mmmm... Yayaya... Jadi inget hadist Nabi ini ya, kena banget dengan yang dialami Madkhan, Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa sallam bersabda: "Jauhi tujuh perkara yang membinasakan (membawa pada kehancuran), diantaranya... memakan RIBA"
[HR Bukhari 2766 & Muslim 89]

Terus?

"Dalam kondisi galau itu daya datang ke Daarul Quran di Jogja, bertemu dengan seorang ustadz yang menyodori saya kertas 10 dosa besar, saya diminta merenung apakah ada dosa-dosa itu yang saya langgar, pulang dari Daqu saya sholat taubat di Masjid Balaikota mas, saya sampai nangis minta ampun pada Allah.."

Masya Allah..
"Langkah selanjutnya saya harus berani memulai lagi dari Nol, semua aset di Toko Sembako dan Toko Baju saya jual! Hanya cukup untuk menutup dari setengah utang saya. Saya mulai berbisnis lain, bikin tas untuk anak kuliahan yang saya jual, hasilnya untuk menutup utang satu persatu. Saya datangi bank itu satu-satu, saya bilang bahwa silahkan saya di cutloss! Bank gak untung tapi juga gak rugi, ada bank yang memberikan diskon utang saya sampai 40%, saya nego lagi sampai hanya kena 23 juta. Begitu terus, saya nego satu-satu.. Saya tetap bertanggungjawab dan tidak melarikan diri"


Cerita Madkhan makin seru..

"Kepercayaan diri saya muncul lagi, saya terus ber-riyadoh kepada Allah, target saya 40 hari tanpa putus sholat tepat waktu jamaah di masjid, sholat sunnah rawatib, dhuha, tahajud, zikir, baca Quran, Sedekah semua saya hajar! Dan masya Allah mas, belum juga 40 hari jawaban dari Allah itu datang, ada tanah luas di daerah Wirosaban, isinya bongkaran tanah dan bangunan yang berantakan. Saya pengen buka usaha julan ketan susu disana, lah ternyata ini adalah tanah wakaf milik panti asuhan tempat saya dulu tinggal, sudah mau disewa untuk indogrosir dan supermarket tidak pernah diijinkan oleh pengurus panti, namun ketika saya minta ijin oleh pemilik panti langsung diijinkan.. Silahkan dipakai usaha, nanti zakat dan sedekahnya berikan untuk panti... Allahu Akbar!!"

"Namun masalah kembali muncul, saya tidak punya modal banyak, bagaimana meratakan tanah yang penuh dengan bongkahan runtuhan bangunan itu, dan pertolangan Allah datang lagi, ada seorang kawan yang punya eskavator alat berat, dikerjakan oleh dia, hanya suruh mbayar 1,5 juta kapan saja. Dalam satu hari beressss dan rata itu tanah!"

Makin merinding..
"Berikutnya modal untuk mendirikan bangunan dari kayu dan bambu dalam bentuk gubug, saya tidak punya yang banyak.. Istri saya yang galau, saya yang menyakinkan kalo Allah itu Maha Kaya! Pasti ada jalan.. Bener itu mas, rejeki masuk dari jualan lainnya, saya belikan bambu dari Magelang langsung, nebang langsung dari pohon sehingga murah. Proses berjalan bangunan selesai.. Menu saya siapkan! Sugara Milk akhirnya buka dengan keajaiban Allah.."

Sudah satu jam saya nongkrong di Sugara Milk, lokasinya di utara persis RSUD Wirosaban Jogja, begitu luas dengan meja dan kursi yang bisa menampung hingga 200 orang lebih. Ketika saya datang tadi baru sepertiga kursi terisi, sekarang nyaris semua kursi terisi, ramai sekali..

"Kalau lagi malam minggu sampai parkiran pakai sistem buka tutup mas, karena tidak bisa menampung semua tamu... Tiap bulan minimal 5 juta saya bisa berikan untuk panti.." Lanjut Madkhan

"Utangmu sekarang gimana khan?" Tanya saya..

"Alhamdulillah sudah selesai 2015 lalu mas, bersih semua utang saya di semua bank dan orang, saya sekarang bisa berbisnis dengan tenang tanpa riba. Terasa banget keberkahannya, nerima uang itu gak nafsu lagi mau macam-macam, semua saya syukuri.. Saya ikut aturan Allah saja.." Madkhan menutup ceritanya

Menjelang jam 9 malam saya pamit pulang, satu lagi kisah nyata dramatis yang akan menginspirasi ribuan orang..

Makin banyak orang yang berhijrah mengikuti aturan Allah.. Kamu kapan? Gak nunggu sampai bangkrut terus kan?

Ditulis dan diceritakan kembali oleh @Saptuari