BERAZAM MENINGGALKAN RIBA, KEBERKAHAN & KEMUDAHAN LANGSUNG MENERPA!!

Tulisan ini saya maksudkan untuk berbagi pengalaman keluarga kami sehingga Alhamdulillah kami bisa bebas dari hutang riba. Semoga bermanfaat dan bisa menginspirasi teman teman semuanya. Aamiin

Bismillah.. Semoga Allah lindungi hati ini dari sifat riya' dan ujub.. Aamiin

Juli 2015. Al Ruwais, Abu Dhabi
Malam itu saya ada di kamar sambil ngelonin anak ragil, sementara suami di kamar 1 lagi ngelonin anak ke 1 n 2.. Sambil ngelonin buka FB dan ada yg share artikel Mas Saptuari Sugiharto "Manusia-manusia tanpa hutang". Baca sampe tuntas sambil merindiingg.. Jadi inget hutang di bank yang masih banyak jumlahnya di tambah karena rupiah melemah jadi makin gede deh jumlah sisa hutang kalo di rupiahin karena hutang kami di bank Abu Dhabi. Sudah lama memang kami gerah pengen segera bebas dari Riba, ngeriiii sama ancaman dosa riba. Takuutt kalo nyawa di ambil ketika masih punya hutang riba. Tapi saat itu belum kepikiran untuk nglunasin utang dgn jual aset. Saya mention nama suami di kolom komentar dan bbm beliau (ngelonin kan hrs tenang jadi ngobrolnya lewat bbm.hehe) "gimana yah berani ya rumah jogja kita jual aja" jawaban suami pake emotion angkat bahu..hehe.. dilanjut "nanti kita obrolin"

Anak2 tidur akhirnya kami ngobrol dan Bismillah kami putuskan untuk menjual rumah jogja, yang menjadi biang terjerat riba. Eh tapi sebelumnya jg punya utang ding dikit siihhh.. trus di top up buat bayarin rumah jadinya utang nembus nominal 1 ember koma sekian sekian dan sekian ratus jeti.. xixixi Bandel!!

Dengan langkah mantaaapp kami minta tolong adik ipar yg saat itu di Jogja untuk menawarkan rumah kami, kami sendiri jg ngiklan di medsos. Ada rasa eman, tapi sudahlah dari pada kena murka Allah hina dunia akhirat lebih baik sudah relakan. Toh dari hasil jual rumah nanti masih ada sisa uang, bisa kami belikan lagi rumah yg sederhana.

Sambil proses nawarin rumah doa doa panjang kami panjatkan memohon pertolongan Allah untuk disegerakan bebas riba. Entah jalan apa yg Allah siapkan. Entah rumah segera laku atau jalan lain. Dan kami juga berniat sungguh2 tidak akan menyentuh riba lagi. Wes cukuppp.. DOSA.. DOSA...

Dapet kabar dr adik ipar rumah sudah ada yg lihat tapi harga belum cocok.. ya sudah belum jodoh..

Beberapa waktu kemudian, tiba2 suami terkejut saat membuka email dirumah.. "ndaa.. ayah dapet tawaran lowongan dari perusahaan di Qatar"

Deeeggg... H2C.. harap harap cemas apakah ini jalan utk kami bisa melunasi hutang? Karena apabila suami resign maka akan dapat end off service benefit (uang pesangon) yang kalo di hitung2 hampir cukup untuk menutup hutang kami. Sisanya bisa kami usahakan dengan jual barang dan koret koret tabungan.hehe..

Tapi saat itu kondisi qatar sedang ada PHK besar besaran. Sedangkan di Abu Dhabi masih adem ayeemmm.. Tapi apa salahnya di coba siapa tau memang ini jalan dari Allah.

Test wawancara lewat telepon dijalani dan hasilnya suami dinyatakan TIDAK LOLOS.. Oh ya sudah mungkin ini bukan jalannya, rumah tetap kami tawar tawarkan. Doa digenjot, level pasrah dinaikkan.. Beberapa hari kemudian ada email lagi dari qatar yg menyatakan bahwa suami masuk short listed dan akan diundang ke Qatar untuk wawancara langsung dengan user. Allahu Akbar...

Oktober 2015.
Suami di Qatar selama 2hari.. Untuk test langsung di perusahaan Qatar. Satu bulan kemudian masih belum aja kabar dari Qatar. Sambil menunggu kabar kami menutup semua kartu kredit, dengan cara menjual emas batang (rencana untuk simpanan jangka panjang) dan Alhamdulillah rugi beberapa puluh juta. Karena perbedaan harga yg cukup jauh. Saat itu harga emas sedang jatuh. Sisa uang dari jual emas kami simpan untuk ancang ancang mengurangi pokok pinjaman. Apabila rumah belum laku juga dan belum ada jalan lain.

Awal desember 2015.
Dengan wajah sumringah suami menunjukkan email di HP beliau.. Alhamdulillah.. suami diterima di Qatar.. Dengan status kontrak 3th, bisa diperpanjang apabila masih dibutuhkan. Tapi tidak menutup kemungkinan sewaktu waktu bisa dipulangkan. Suami bertanya "gimana nanti kalau baru beberapa bulan ayah dipulangin?? Apa bunda akan nyalahin ayah?" Saya jawab " qadarullah.. itu yg terbaik dari Allah.. bunda sdh gak mau berurusan dengan riba.. taakuuttt.. moso kita nantang perang sama Allah.. sedang nyawa kita aja ada di genggaman Allah. Kalo memang harus pulang ya Alhamdulillah berarti cita2 untuk cepat pulang terlaksana. Tar kita jualan bakso ajaaa, bunda yg bikin baksonya ayah yg jualan.. hehehe.." dan suami menimpali "iya ya.. gak usah memikirkan nanti yg penting sekarang.. nanti ya kembalikan ke Allah lagi"

Dengan mantap suami menerima tawaran pekerjaan itu. Besoknya suami ke bank, untuk mengabarkan bahwa beliau akan resign. Dan utang akan dibayarkan ketika uang pesangon cair.

Tapi ternyata bank menolak.. hutang harus dibayarkan secepatnya, karena suami butuh clearence sertificat untuk mengurus administrasi resign, untuk cancle visa dan pencairan pesangon.

Hiyuuhh piye jajall... mumett.. soko ngendi oleh duit sakmono akehe. Saat itu hutang kami tinggal separo, dari 4th masa hutang dan sudah jalan 2th. Tapi teteppp jumlahnya masih banyak bangett.. hiiksss

Itung itungan koret koret tabungan n jual barang yang bisa dijual kami hanya bisa mengumpulkan separonya. Sisanya?????? Kami yakiiiin jika memang Allah menghendaki pindah adalah jalan untuk kami, pasti Allah sudah siapkan sepaket pertolongan untuk kami. Suami ngobrol2 dengan teman kerjanya dan Masyaa Allah beliau menawarkan bantuan meminjamkan sejumlah uang. Belum cukup untuk menutup sisa tapi, Alhamdulillah beban berkurang. Sisanya lagi suami dapat bantuan dr lembaga yg boleh memakai dananya tanpa bunga. Urusan nutup utang beres..

Tetapi ada masalah lain. Atasan perusahaan Qatar menginginkan suami bulan maret sudah mulai kerja di Qatar, sedang peraturan dari perusahaan di Abu Dhabi Resign harus 3bulan sebelumnya. Itu berarti bila suami resign akhir desember, akhir maret baru bisa keluar dari Emirates. Antar saya dan anak2 dulu ke Indonesia, baru paling cepat pertengahan april berangkat ke Qatar dari Indonesia.

Dan berbalas Email pun dimulai.. Suami tidak mau proses resign dipersulit kantor karena ngeyel minta 2bulan keluar. Sedang pihak Qatar tetep kekeh minta maret suami sudah disana. Setelah berunding akhirnya suami mengirim email ke qatar yg intinya "saya bisa ke qatar tanggal 29 april, demi kebaikan semuanya saya tidak bisa mengajukan resign lebih cepat. Apabila tanggal yang saya minta tidak bisa disetujui. Dengan berat hati dan tanpa mengurangi rasa hormat saya mengundurkan diri dari tawaran ini"

Lemeess rasanya melepaskan kesempatan akan segera bebas hutang (bukan kesempatan pindah kerja hahaha), tapi gimana lagi. Peraturan tetap peraturan yg harus suami paruhi. Alhamdulillah ternyata pihak Qatar menyetujui dengan tanggal yg diajukan suami. Selanjutnya pengajuan resign dan jual2 barang pun dimulai.. yukkk klumpuk klumpuk mengais ngais dirham demi terkumpul nominal untuk nutup utang. Xixixi

Disaat berita resign suami sudah tersebar.. Tidak sedikit yg bertanya kenapa pindah?? Disini kan enak.. qatar lagi gak amannnn banyak pe ha ka lhoo.. dan saya hanya bisa menjawab "ini kesempatan utk suami bisa cari pengalaman" tanpa bisa menjelaskan alasan sesungguhnya bahwa keinginan kami untuk membebaskan diri dari riba yg membuat kami pindah.

Tanggal yang ditunggu tunggu datang juga setelah proses beres2 dokumen, jual2 barang, nutup utang bank Alhamdulillah (tapi masih punya utang ke temen n sebuah lembaga hehe) tiba waktu kami meninggalkan Ruwais.. hampir 8th Ruwais jadi tempat kami perpijak dan bernaung.. Sebelum bisa keluar dari negara UAE ada urusan administrasi yg harus diselesaikan di Head Office Abu Dhabi termasuk pencairan pesangon yang akan kami gunakan untuk mengembalikan pinjaman. Dari waktu pencairan yang dijanjikan 3hari molor menjadi 5hari. Waktu 5hari menunggu kami gunakan untuk jalan jalan di kota Abu Dhabi, mengukir kenangan. Entah kapan kami bisa ke sini lagi. Setelah pesangon cair suami mengembalikan pinjaman ke teman dan lembaga xx. Semoga Allah senantiasa melimpahkan keberkahan untuk beliau2 dan keluarganya yang menolong kami. Aamiin..

Tadinya menurut hitungan kami, uang pesangon setelah kami bayarkan hutang sisanya tidak banyak.. Cukup untuk keperluan mudik n pegangan saya selama di Indonesia sampai suami dapat gaji pertama. Tapi ternyata Masyaa Allah.. sisa dananya masih banyaakk.. Alhamdulillah..

Dubai, 4 april 2016.
Emirates Arways membawa kami terbang melintasi awan.. membawa berjuta doa dan harapan.. Ya Allah
Ya Robbi.. ampuni atas dosa dan kekhilafan kami.. Jadikan langkah kami tidak mendzolimi diri kami sendiri.. luruskan langkah kami yang sering kali berbelok.. dan limpahkanlah rahmat, taufiq serta hidayahmu kepada kami.. Dan limpahkan keberkahan untuk kehidupan kami.. Aamiin..

Intermezo.. 30 menit pesawat take off ada pengumuman dari kapten bahwa dibutuhkan tenaga medis segera.. tak lama berselang dari arah belakang seorang wanita muda di dorong dengan kursi roda.. mengerang.. mengaduh.. sambil memegang perutnya yg buncit.. dalam hati saya.. hiyuuhh bakal balik lagi ke Dubai nih.. Dan benar sekitar 45 menit kemudian kapten mengumumkan bahwa pesawat akan kembali ke Dubai karena 20 menit yang lalu seorang bayi telah lahir dipesawat.. suasana langsung hiruk pikuk.. bertepuk tangan dan sesaat kemudian ngrreeemeengg karena perjalanan bakal lebih panjangg daann.. suamipun kemudian heboh menghubungi "Garuda" untuk me reschedule jadwal penerbangan domestik kami.

3 minggu setelah kami pulang ke Indonesia, seorang sahabat di Ruwais "ping" di BBM saya. Batin saya ada apa ini? Biasanya langsung cerita.. iseng iseng buka update status dan batin semakin bertanya karena hampir semua status "Astaghfirullah.. laa haula wala quwwata Illabilla" dan sayapun lemess saat sahabat mengabarkan bahwa kondisi Ruwais sedang berduka. Tiba tiba tanpa ada peringatan sekian ratus karyawan di tempat suami dulu bekerja di pulangkan alias ada PHK dadakan. Dan banyak teman dari Indonesia yg ikut dipulangkan.

Saya merinndiiinggg... seandainya saat itu kami masih bersantai santai menikmati riba, sedang kami sudah tau dosa dosanya bukan tidak mungkin suami salah satu yang harus "pulang kampung". Terselip doa untuk teman teman yg "pulang kampung", Semoga nanti Allah ganti rejeki di tempat lain yang lebih baik dan Insyaa Allah lebih berkah. Aamiin... Yakiiiinn pertolongan Allah sangat dekat. Selalu semangattt menebar manfaat di manapun kita berada. ‪#‎bighug‬

29 mei 2016..
Kriingg... hp berbunyi di layar tertulis "ayah sayang"
"Assalamualaikum" "wa'alaikumsalam.. nda ayah sudah transfer ya jatah bulanannya"
"Alhamdulillah.. asiikkk gaji pertama tanpa potongan ya yah.. ciee ciee gimana rasanya?? hehehe" Dan kamipun tertawa bersama.

Rasa syukur yang tak terkira kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Allah berikan begitu banyak kemudahan untuk kami. Rumah jogja Alhamdulillah masih rejeki kami.. Dan saat ini kami akan memproses untuk menutup 2 polis Assuuransi yg sudah 8th kami ikuti, tinggal 2th lagi selesai. Dana yang balik embuh deh bakal dapet berapa, rugi sih pastinya.. tapi gak papa, ridho Allah yang utama.

Semboyan hidup baru kami sekarang "Urip sak onone.. ra usah nggoyooo.. sing ono dinikmati disyukuri.. Alhamdulillah"

Terima kasih banyak kepada Mas Saptuari Sugiharto lewat tulisan panjengengan Allah gerakkan dan mantapkan hati kami untuk caaooo bye bye sama riba. Btw, cerita panjenengan bab "kembali ke titik nol" di buku Berani Jadi Taubaters sukses bikin meweekk.. Semoga sukses dan usahanya makin lancar njjih mas dan cepet bisa beli kantor baru. Aamiin..

Dan untuk teman teman yang ingin membebaskan diri dari Riba ayoo semangattt.. Allah maha kuasa, segala mudah bagi Allah.. Yakiinn dan yakin akan ada jalan.. Insyaa Allah..